Beranda | Artikel
Hadits Tentang Allah Menuliskan Kebaikan dan Keburukan
Rabu, 22 Juli 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Hadits Tentang Allah Menuliskan Kebaikan dan Keburukan merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah كتاب صحيح الترغيب والترهيب (kitab Shahih At-Targhib wa At-Tarhib) yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Rabu, 1 Dzulhijjah 1441 H / 22 Juli 2020 M.

Download kajian sebelumnya: Manusia Dikumpulkan Di Padang Mahsyar Sesuai Dengan Niat Mereka

Kajian Hadits Tentang Hadits Tentang Allah Menuliskan Kebaikan dan Keburukan

Kita masuk hadits yang ke-17, Dari Ibnu Abbas bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam perkara yang beliau riwayatkan dari Allah (hadits qudsi), bahwa Allah berfirman:

إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك في كتابه فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله عنده حسنة كاملة فإن هم بها فعملها كتبها الله عنده عشر حسنات إلى سبعمائة ضعف إلى أضعاف كثيرة

“Sesungguhnya Allah telah menuliskan kebaikan dan keburukan, kemudian Allah menjelaskan itu dalam kitabNya. Siapa yang berniat berbuat baik dan tidak jadi mengamalkannya, maka Allah tuliskan untuknya disisiNya satu kebaikan yang sempurna. Kalau dia berniat berbuat baik dan ternyata dia jadi mengamalkannya, maka Allah tulis 10 kebaikan sampai 700 kali lipat, bahkan lebih dari itu.”

Kemudian kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

ومن هم بسيئة فلم يعملها كتبها الله عنده حسنة كاملة

“Dan siapa yang berniat berbuat buruk kemudian tidak jadi mengamalkannya, maka dituliskan disisiNya satu kebaikan.”

Namun dalam satu riwayat yang lain ada tambahan:

من جراي

“Karena takut kepadaKu.”

Jadi ini khusus kalau dia meninggalkan itu karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lalu kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

وإن هو هم بها فعملها كتبها الله سيئة واحدة

“Kalau dia berniat berbuat buruk dan ternyata jadi ia mengamalkannya, maka Allah hanya menuliskan untuknya satu keburukan saja.”

Lihatlah akan kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya.

Bahkan dalam riwayat Muslim ada tambahan:

أو محاها ولا يهلك [ على ] الله إلا هالك

“Atau Allah menghapusnya dan tidak ada yang binasa atas Allah kecuali orang yang binasa”

Artinya kalau si hamba melakukan perbuatan keburukan, Allah tuliskan satu atau Allah menghapusnya.

Allah menuliskan kebaikan dan keburukan

Saudaraku, Allah Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi ini bahwa “Sesungguhnya Allah menuliskan kebaikan dan keburukan”

Allah Subhanahu wa Ta’ala mencatat semua kebaikan dan keburukan. Dan itu menunjukkan bahwa yang dicatat adalah yang bernilai kebaikan atau yang bernilai keburukan. Adapun yang tidak bernilai kebaikan, tidak bernilai keburukan, biasanya perkara-perkara yang mubah, maka itu tidak dicatat. Tapi bayangkan, kalau kita punya buku raport dan tidak ada nilainya, itu juga sesuatu yang tentunya sangat tidak baik.

Makanya Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an dan Rasulullah dalam haditsnya menganjurkan kita untuk semaksimal mungkin bisa menjauhi perbuatan yang sifatnya sia-sia (tidak bernilai kebaikan, juga tidak bernilai keburukan). Allah berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ﴿١﴾ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ ﴿٢﴾ وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ ﴿٣﴾

Sungguh telah beruntung orang-orang yang beriman itu. Yaitu orang yang dalam shalatnya khusyu’ dan orang-orang yang berpaling dari perbuatan yang sia-sia.” (QS. Al-Mu’minun[23]: 1-3)

Bahkan Rasulullah menganggap bahwa tanda bagusnya Islam seorang hamba adalah meninggalkan perbuatan yang sia-sia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ

“Diantara tanda bagusnya keislaman seorang hamba, dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat untuk hidupnya.” (HR. Tirmidzi)

Berarti kalau kita masih sibuk dengan hal-hal yang tidak ada manfaatnya, berarti Islam kita belum bagus. Karena pada hadits ini Rasulullah menyebutkan bahwa tanda bagusnya Islam seseorang adalah dia meninggalkan perkara yang tidak ada manfaatnya. Maka habis waktu kita untuk main game dan hal-hal yang tidak bernilai kebaikan dan tidak juga bernilai keburukan, tidak ada pahala apalagi dosa –na’udzubillah-, maka itu menunjukkan kurang bagusnya Islam kita.

Maka ini menunjukkan bahwa yang dicatat oleh Allah yaitu yang bernilai pahala atau yang bernilai dosa. Maka tentu kita berusaha bagaimana memperbanyak nilai kebaikan kita. Sebab catatan kebaikan dan keburukan itu semua akan diperlihatkan oleh Allah nanti pada hari kiamat. Makanya pada hari kiamat nanti akan diberikan buku catatan mereka.

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ ﴿٧﴾ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا ﴿٨﴾

Adapun orang yang diberikan kitab catatan amalnya itu dari kanannya, maka dia akan diberikan hisab yang mudah.” (QS. Al-Inshiqaq[8]: 7-8)

Maka kita berpikir bagaimana nanti pada hari kiamat ketika melihat buku catatan amal kita kita gembira. Dan itu semua hasil adalah hasil amalan kita sendiri. Maka kalau kita selama di dunia selalu berbuat keburukan dan di hari kiamat ingin melihat raport yang bagus, ini tidak mungkin. Kalau kita ingin buku catatan kita nanti pada hari kiamat bagus, berarti kita harus memperbagus amalan kita.

Dan kelak kebaikan dan keburukan itu juga akan ditimbang pada hari kiamat. Siapa yang kebaikannya lebih berat daripada keburukannya, maka insyaAllah dia termasuk Ashabul Yamin (golongna kanan). Dan siapa yang keburukannya lebih berat daripada kebaikannya –na’udzubillah– dia binasa dalam api neraka. Dan siapa yang kebaikan dan keburukannya seimbang, maka para ulama menyebutkan mereka adalah Ashabul A’raf, mereka yang berada di tempat tinggi, tidak di surga dan tidak di neraka yang kemudian setelah itu Allah memaafkan mereka dimasukkan ke dalam surga. Hal ini Allah kisahkan di dalam surat Al-A’raf.

Siapa yang berniat dengan perbuatan baik

Artinya dia berniat untuk berbuat baik. Seperti dia berniat sedekah, berniat membantu orang lain, berniat untuk shalat sunah, shalat tahajud, puasa sunah dan kebaikan lain yang sifatnya kebaikan yang tentunya ditunjukkan oleh dalil, bukan kebaikan yang menurut kita baik. Karena yang menurut kita baik belum tentu di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala baik.

Makanya batasan disebut kebaikan adalah kalau ada dalilnya dari syariat bahwa itu kebaikan. Adapun kalau menurut kita itu hasanah dan ternyata tidak ada dalilnya dari Allah dan RasulNya, tidak pula dari salafush shalih, maka itu bukan hasanah.

Maka dari itu jangan kita mendahului Allah dan RasulNya. Kita terkadang suka mendahului Allah dan RasulNya dengan cara memandang sesuatu kebaikan tapi ternyata Allah dan RasulNya tidak pernah menilainya sebagai sebuah kebaikan.

Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Hadits


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48772-hadits-tentang-allah-menuliskan-kebaikan-dan-keburukan/